Beranda | Artikel
Bab Doa dalam Shalat
Selasa, 12 Maret 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Bab Doa dalam Shalat merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 29 Sya’ban 1445 H / 10 Maret 2024 M.

Mukaddimah: Bulan Ramadhan adalah Nikmat

Pertama, karena di bulan Ramadhan kita mendapatkan janji ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

من صَام رمضان إيِمَانًا واحْتِسَابًا، غُفِر له ما تَقدَّم من ذَنْبِه…

“Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan berharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan siapa yang shalat malam di malam-malam bulan Ramadhan, karena iman dan berharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan siapa yang qiyam di malam Lailatul Qadr karena iman dan berharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

MasyaAllah, ini kenikmatan dan kesempatan yang luar biasa, karena ampunan Allah tentunya segala-galanya. Ampunan Allah sangat kita butuhkan, apalagi nanti di hari kiamat. Kita berharap dengan datangnya bulan Ramadhan, kita mendapatkan ampunan dari Allah.

Kedua, Di bulan Ramadhan, kita dilatih untuk senantiasa diatas ketaatan. Kita dibiasakan dengan amalan shalih seperti puasa, tarawih, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah. Saat sahur dan berbuka puasa pun juga merupakan ibadah. Semua ini merupakan wasilah untuk membiasakan diri kita pada ketaatan dan kebaikan. Sehingga setelah Ramadhan pun kita tetap terbiasa diatas kebaikan-kebaikan.

Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin Rahimahullah mengatakan bahwa seseorang wafat di atas kebiasaannya. Maka, kalau kita terbiasa dengan kebaikan dan ketaatan, kita berharap mudah-mudahan kita wafatnya Husnul Khatimah. Di sinilah kesempatan kita untuk membiasakan diri di atas kebaikan dan ketaatan.

Ketiga, karena pahala yang sangat besar yang Allah janjikan untuk kita. Di mana pahala puasa itu tak terhingga. Disebutkan dalam hadits yang dishahih Syaikh Albani Rahimahullah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Setiap amalan hamba itu dilipat gandakan 10 sampai 700 kali lipat. Allah berfirman, ‘Kecuali puasa, karena ia adalah untukKu, dan Aku yang langsung memberikan balasan untuknya.`” (HR. Muslim)

Ini memberikan pemahaman bahwa pahala puasa itu luar biasa besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makanya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

عليك بالصيام فإنه لا مثل له

“Hendaklah kamu berpuasa karena puasa itu tidak ada yang sama dengannya.” (HR. Ahmad, An Nasa’i)

Ini adalah saking besarnya pahala. Kenapa pahala puasa melebihi 700 kali lipat dan tak terbilang? Karena memang di situ mengantung kesabaran. Sedangkan pahala sabar itu tidak terhitung. Allah berfirman,

… إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu diberikan pahala dengan tanpa bilangan.” (QS. Az-Zumar[39]: 10)

Maka, lihatlah oleh Antum pahalanya yang sangat besar. Jangan lihat oleh Antum beratnya pekerjaan. Sebab kalau Antum belum apa-apa, sudah melihat beratnya pekerjaan, ana yakin Antum malas-malasan melakukannya. Tapi ketika yang kita lihat pahalanya yang besar, dan mendapatkan ridha Ar-Rahman, mendapatkan ampunan dari Allah ‘Azza wa Jalla, di situ kita semangat.

Keempat, karena di bulan itu setan-setan diikat, pintu-pintu neraka ditutup, dan pintu-pintu surga dibuka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إذا كان أول ليلة من شهر رمضان صفدة الشياطين و مردة الجن، وغلقت أبواب النار فلم يفتح منها باب، وفتحت أبواب الجنة فلم يغلق منها باب، وينادي مناد: يا باغي الخير أقبل، يا باغي الشر أقصر، والله عتقاء من النار وذلك كل ليلة

“Apabila telah datang malam pertama bulan Ramadhan, maka diikatlah para setan dan jin-jin yang durhaka, ditutup pintu-pintu neraka, tidak ada satu pintupun yang dibuka, dan dibukalah pintu-pintu surga, tidak ada satu pintupun yang tertutup, berseru seorang penyeru, ‘Wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi Allah membebaskan sejumlah orang dari neraka. Hal itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Tirmidzi)

Ini adalah kenikmatan yang luar biasa. Karena kalau ternyata setan dan jin yang durhaka itu diikat di bulan Ramadhan, berarti Allah berikan kepada kita kemudahan untuk beribadah. Ini sebuah nikmat yang agung.

Kelima, ini adalah musim yang hanya satu tahun sekali. Musim-musim ketaatan yang agung seperti ini adalah pemberian dari Allah yang tak terhingga untuk kita.

Mukhtashar Shahih Muslim: Doa dalam Shalat

Kita masuk pada باب: الدعاء في الصلاة (Bab Doa dalam Shalat).

Doa dalam shalat yang sangat dianjurkan itu di dua tempat. Yang pertama, saat sujud. Saat sujud sangat dianjurkan kita untuk banyak berdoa, sebagaimana dalam hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

“Adapun sujud, maka hendaklah kalian bersungguh-sungguh berdoa di dalamnya. Karena sangat dekat untuk diijabah doa kalian.” (HR. Muslim)

Yang kedua, sebelum salam, karena demikian Nabi menganjurkan agar memperbanyak doa sebelum salam.

Terjadi ikhtilaf para ulama tentang doa saat rukuk, apakah disyariatkan atau tidak. Yang dirajihkan oleh Syaikh bin Baz, bahwa doa saat rukuk itu hanya ucapan اللهم اغفر لي, yaitu dalam ucapan سبحانك اللَّهُمَّ وبحَمْدِك، اللَّهُمَّ اغفِرْ لي. Adapun doa selain itu, maka tidak pernah ada satupun riwayat bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam banyak berdoa saat rukuk, tidak pula menganjurkan umatnya untuk banyak berdoa saat rukuk.

Maka dari itu, doa yang sangat dianjurkan yaitu saat sujud. Ini mencakup semua sujud, tidak dikhususkan pada sujud yang pertama dan kedua sebelum salam.

Hadits 307:

عَنْ أَبِي بَكْرٍ ﵁ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ في صَلَاتِي [وَفِي بَيْتِي] قَالَ قُلْ اللهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَبِيرًا [وفي رواية: كَثِيرًا] وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Dari Abu Bakar, dia berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Ajarkanlah aku sebuah doa yang aku akan berdoa dengannya dalam shalatku [dan di rumahku]” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ucapkan ini, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku telah mendzalimi diriku dengan kedzaliman yang besar [kedzaliman yang banyak], dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah dosaku dengan ampunan dari diriMu dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).`” (HR. Muslim)

Di sini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan sebuah doa kepada Abu Bakar untuk dibaca di dalam shalat, baik dalam sujud ataupun sebelum salam. Isi doa tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, pengakuan bahwa dirinya banyak berbuat dzalim. Maksud mendzalimi diri adalah berbuat dosa. Karena berbuat dosa itu hakikatnya mendzalimi diri sendiri. Dosa menyebabkan diri kita terancam masuk neraka. Yang seharusnya kita jaga diri dari api neraka dengan cara menaati Allah, tapi malah mencampakkan diri ke dalam api neraka.

Maka kita akui dosa kita di hadapan Allah. Dengan berharap nanti pada hari kiamat pun kita dijadikan oleh Allah mengakui dosa-dosa kita. Karena ketika seorang hamba dihisab oleh Allah, ada hamba-hamba yang tidak mau mengakui dosanya di hadapan Allah. Maka Allah membawakan saksi-saksi, ditutup mulutnya sehingga yang akan berbicara adalah tangannya, kakinya, kulitnya. Lalu didatangkan saksinya di tempat-tempat yang dahulu ia berbuat maksiat. Sehingga ia tidak bisa mengelak lagi. Maka yang seperti ini berarti calon diadzab.

Dan ada lagi orang-orang mukmin yang dijadikan oleh Allah mengakui dosanya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa ketika Allah hendak menghisab seorang mukmin, Allah akan meletakkan penutup supaya tidak terlihat orang. Lalu Allah berfirman kepada dia, “Kamu ingat dosa kamu yang ini dan itu?” Lalu Allah menjadikan dia mau mengakui dosanya. Kemudian Allah berfirman,

سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ

“Aku telah menutupi bagimu di dunia dosa-dosamu dan hari ini Aku akan mengampuni dosa-dosamu.” (HR. Bukhari)

Si hamba ini dijadikan oleh Allah mau mengakui dosanya, sehingga ini pertanda berarti si hamba ini akan dimaafkan oleh Allah. Maka di sini nabi mengajarkan kita untuk pengakuan dosa di hadapan Allah.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53998-bab-doa-dalam-shalat/